Minggu, 31 Januari 2016

Book Review: Totto-chan



Totto-chan. Sebuah nama yang telah kukenal sejak kanak-kanak dari buku favoritku, tapi beberapa tahun yang lalu mulai kubaca ulang karena pasti beda kan kacamata anak-anak dan dewasa? Bahkan setelah dibaca ulang pun Aku tetap senyum-senyum sendiri—yang artinya seperti: Ya ampun! Walopun ini buku udah tuir (tua) tapi nggak mengurangi kelucuan dari ceritanya, karena memang pemeran utamanya anak-anak SD dengan segala kekonyolan dan kenakalannya. 

Totto-chan adalah nama panggilan dari Tetsuko Kuroyanagi sewaktu kecil. Dia pernah dikeluarkan dari SD karena alasan yang aneh: terlalu berisik di kelas. Lalu Totto bersekolah di Tomoe Gakuen yang kepala sekolahnya sangat memahami karakter Totto-chan sejak hari pertama mereka bertemu. Tetsuko Kuroyanagi bahkan di epilog menulis begini; bagaimana jadinya jika Ia bukan putri Ibunya? Dia akan menganggap dirinya anak nakal seumur hidup—yang bahkan pernah dikeluarkan sejak sekolah pertamanya-SD (Ibunya menyembunyikan fakta bahwa totto-chan pernah dikeluarkan saat kelas 1 SD sampai ia berulang tahun ke-20).


Kutipan dari catatan akhir Tetsuko di halaman terakhir buku;

Dalam kasusku sendiri, sulit bagiku untuk mengukur betapa aku sangat tertolong oleh cara Mr. Kobayasi (Kepala Sekolah di SD Tomoe Gakuen) mengatakan padaku berulang-ulang, "Kau anak yang benar-benar baik, kau tahu itu, kan?" Seandainya aku tidak bersekolah di Tomoe dan tidak pernah bertemu Mr. Kobayasi, mungkin aku akan dicap "anak nakal", tumbuh tanpa rasa percaya diri dan bingung.

Menulis tentang Tomoe dan Mr. Sosaku Kobayasi, orang yang mendirikan dan mengelolanya, adalah satu hal yang sudah lama ingin aku lakukan. Aku tidak mengarang-ngarang satu bagian pun. Semua hal itu benar-benar terjadi, dan untunglah, aku bisa mengingat-ingat cukup banyak. Kecuali aku ingin menuliskannya, aku ingin sekali menuntaskan janji yang tidak kutepati pada Mr. Kobayasi untuk menjadi guru di Tomoe.

Mr. Kobayasi meninggal di tahun 1963. Seaindainya Ia masih hidup sekarang, pasti akan lebih banyak yang ia ceritakan padaku. Bahkan ketika menulis ini, aku sadar betapa banyak episode yang dulu seperti kenangan indah masa kanak-kanak bagiku, ternyata merupakan kegiatan yang dengan cermat dirancang dan dipikirkannya masa-masak olehnya agar bisa memperoleh hasil-hasil tertentu.

Buku tentang pendidikan masa Sekolah Dasar di Jepang yang dapat membentuk kepribadian anak-anak menjadi cemerlang dan khas—yang hingga kini dijadikan rujukan sebagai patokan pendidikan dasar di Jepang.


1 komentar:

  1. TOTSKI !!!111!!satu!!!11!

    Totto-chan digambarkan sebagai anak yang aneh dimasa lalu, karena selalu melakukan hal diluar kebiasaan anak-anak "normal". Namun jika totto-chan kecil berhasil membuat mesin waktu dan dikirim dimasa sekarang ini, totto-chan tidak lebih dari anak biasa: SEMUA ANAK KECIL JAMAN SEKARANG KAYAK TOTTO-CHAN KABEH hhhahahahhaha

    secara umum saya sangat menikmati buku ini. model penulisan bab pendek pada buku ini membuat orang yang sibuk sekalipun dapat mengikuti buku ini dengan baik. walaupun terlihat tebal, buku ini sangat ringan dibaca karena dalam satu bab hanya berisi 3-5 halaman and vice versa, buku tebal dengan sedikit tempat untuk "pause" akan terlihat seperti bantal bagi saya.

    dari segi bahasa, buku ini tidak memakai kosakata sastra yang macam-macam. sehingga semua orang mudah memahaminya. drawbacknya adalah sebagai sebuah karya sastra tulis, buku ini menjadi kurang berestetika. tapi toh dengan materi cerita yang bagus semua itu sangat bisa di toleransi.

    after all buku ini sangat nikmat untuk dibaca. rekomended lah terutama untuk ibu bapak guru. terutama lagi untuk ibu bapak guru SD.

    88/100

    BalasHapus