Kamis, 27 Oktober 2016

Just open the door

Banyak jenis pintu di dunia ini, dari yang berbahan baja, kayu, bahkan batu. Kuncinya pun macam-macam pula. Ada yang berlapis kuncinya sehingga butuh waktu hanya untuk membukanya.
Seperti hati seseorang. Kau hanya butuh satu kunci untuk membukanya. Berusaha.

Selasa, 11 Oktober 2016

My letter #1

Sholat kali ini begitu lama, lebih panjang bacaan suratnya. Maklum, surat Ar-Rahman. Duh tartil nian, telinga yang mendengar adem dibuatnya. Kalau kamu gimana? Hafalanmu sudah sampe mana? Juz amma sudah hafal, kan? Atau... Terjemahnya saja lah. Sepatah dua patah kata. Ah tidak semuluk itu deh, sholat rawatib rutin?
Aih, malu.
Banyak sekali sesuatu untuk dipenuhi; sholat, bacaan Al-Quran, menerjemahkannya...
Tertatih lagi saat malas, dan setiap hari adalah waktu untuk mengingatkan diri sendiri agar selalu bersemangat.
Semoga hati kita selalu diteguhkan dalam nikmat Iman dan Islam.

Belajar ngaji masih harus kesana-sini, tak ada habisnya.
Menata hati juga. Urusan itu benar-benar memakan waktu. Sibuk.
Kamu juga sesibuk itu kan dalam urusan kebaikan?

Jangan berharap pada manusia, karena kau akan kecewa akan pengharapan pada manusia. Sekecil apapun harapan itu.
Bahkan Sayyidina Ali RA pernah berkata; Aku banyak merasakan pahitnya kehidupan, namun sepahit-pahitnya itu adalah berharap kepada Manusia...
Sebaik-baik pengharapan tetap Allah. Camkan itu baik-baik...

Aku dan kamu. Kita terpaut oleh lorong bernama jarak dan waktu. 
Jika terlalu lelah menanti, aku yakin di hatimu masih ada sebaik-baik sandaran hati. Ingat Allah bersama kita. Innallaha ma'ana.
Kamu.
Kuharap kau tidak mengeluh dengan upload status alay atau meme-meme kekinian yang mewakili suasana hati. Ah tapi alay sedikit untuk update status galau gapapa kali ya? Jangan. Kalau lagi galau mikirin aku, syukur-syukur kalau kamu mau tulis surat sepanjang ini. Surat yang ditulis saat gundah gulana biasanya bagus, loh. Hehehe maap ya becanda ini. Eh tapi bener loh emang gitu biasanya.

Em...
Maaf, aku masih memperbaiki diri di sini. Jadi nggak ada hal lain pesan yang bisa kusisipkan untukmu di surat ini selain bersabar. Bersabar hingga waktu yang ditetapkan.

Walaupun jujur di hatiku yang paling dalam, aku sangaaaat merindukan sosokmu.
Teka-teki ini masih rumit. Bisakah kau bantu selesaikan?
Hmmm, kalau aku boleh bertanya sekali iniii saja

Sebenarnya kamu siapa sih?