Senin, 04 Januari 2016

Aku Rupanya Jauh Lebih Kecil dari yang Kubayangkan

Bagian Kelima
Langit Kaliwungu bersinar dengan bersahabat siang ini. Tidak terlalu panas seperti seminggu terakhir. Shomad sesekali menyapa orang yang dikenalnya di jalan kampungnya. Suasana hatinya saat ini amat baik. Dengan menenteng ransel gunung andalannya, dia akan berangkat ke Eropa. 
Setelah lama bergolak dengan keputusan diri sendiri untuk berangkat atau tidak. Well, akhirnya dia memutuskan untuk berangkat juga. Selama seminggu batinnya bergolak untuk keputusannya saat ini.
Dari Kaliwungu dia naik kereta ekonomi menuju gambir, karena tarifnya yang merakyat sekali: cukup Rp. 28.000 anda sudah akan sampai di Jakarta, tentunya dengan suasana khas kereta ekonomi. Keluar dari stasiun Gambir, dengan bus kota Damri Shomad meluncur ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dia menyaksikan realita kehidupan di ibukota dengan hati miris. Macet dimana-mana. Rumah kumuh di beberapa sudut. Dan panas. Entah sampai kapan Ibukota RI ini bisa sembuh dari penyakit-penyakit kronisnya.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Shomad sesekali mengeluarkan tiket penerbangan dari sakunya. Tujuan: Amsterdam, Belanda. Mengucek-kucek matanya. Iki kenyataan mad, dudu mimpi! Serunya dalam hati.
Nona dengan rinci telah menjelaskan bagaimana cara menghadapi orang Kedutaan Belanda ketika membuat visa sehingga dengan mudah Shomad mendapatkan visa 3 bulannya berlibur di Negara Orang.
Dia juga dapat memasuki pesawat yang sudah di-booking oleh Nona dengan mudah. Ketika sedang mencari no kursi 13, tempat duduknya di Kabin Pesawat, seseorang menyapanya dengan sopan. “Ke Amsterdam juga kan pak? Ngapain?”

Shomad tersenyum membalas lelaki tanggung yang menyapanya itu dan menjawab asal, “Trip, liburan gitu lah, kalau kamu sendiri ngapain?”
“Wah… enaknya, saya sedang menempuh Master di sana. Kira-kira mau berapa lama liburannya pak?” Rupanya lelaki tanggung itu Mahasiswa yang sedang melanjutkan studi masternya di Amsterdam.
“Tiga bulan dik, kayaknya,”
“Wow, bapak pasti kaya ya! Hehehe.” Shomad tersenyum malu. Percakapan basa-basi itu pun terpotong oleh suara pengeras dari sistem Kabin pesawat yang menginstruksi penumpang untuk bersiap terbang. Pesawat dengan penerbangan dari Jakarta menuju Amsterdam Belanda akan segera lepas landas.

Ketika pesawat benar-benar telah mengudara, Shomad memandangi Jakarta yang mulai mengecil dari udara. Mula-mula hanya jakarta yang semakin mengecil, kemudian potret kepulauan cantik Indonesia yang mulai samar-samar menghilang di bawah, tergantikan oleh pemandangan samudra biru yang maha luasnya.
Subhanallah, dari ketinggian ini Shomad benar-benar menyadari alangkah kecilnya pesawat ini, alangkah kecilnya negerinya di mata-Nya, apalagi dirinya. Ah, aku rupanya jauh lebih kecil dari apa yang kubayangkan. Setelah renungan refleks dia terkantuk dan tidur. Mimpi indah dengan pemandangan negeri yang tenang dan potret samar Nona, Ibunya, Lily putrinya serta kincir angin di kejauhan. Belanda, Aku datang…

Next on; Transit di Changi Airport

0 komentar:

Posting Komentar