Rabu, 06 Januari 2016

Kekuatan Cinta dari Sebuah Surat

Puisi-Cinta_Romantis

Saat aku duduk di bangku SMP dan SMA, aku sangat akrab dengan dunia korespondensi via pos karena Ummiku. Merantau dari rumah di usia yang masih sangat belia, yang pada waktu itu belum ramai gadget seperti sekarang. Boro-boro gadget, warnet saja sangat jauh dari asrama dan aku tidak diperbolehkan membawa telepon genggam ke dalam asrama. Satu-satunya hiburan dan obat kangen rumahku adalah surat bulanan dari ummi yang dikirim lewat Pos Indonesia…

Setiap bulan aku dan ummi saling bertukar surat--sekali kirim bisa beberapa halaman hvs sekaligus :D. Seingatku, itulah momen-momen termesra dari hubungan putri dan Ibu antara aku dan ummi…”
Obat rindu..
Hidup ratusan kilometer jauhnya dari orang tua di usia itu memang sangat berat. Ditambah, posturku yang sangat mungil di usia 11 tahun sebenarnya membuat abahku mengurungkan niat untuk mengirimku ke sekolah berasrama. Tapi Akhirnya Abah bisa tabah. Aku pun tinggal, bersekolah dan tumbuh berkembang jauh dari orang tua sejak saat itu..
Alhamdulillah, selama 6 tahun yang berat di sana, aku menyelesaikan pendidikanku di Pesantren Putri Al-Mawaddah, Ponorogo, Jawa Timur.
Apakah selama 6 tahun itu aku melaluinya dengan baik-baik saja? tentu saja tidak… 
Hanya saja, surat-surat kiriman dari Ummi bisa jadi adalah obat rinduku akan rumah, penenang saat sedih, dan mulai saat itulah aku jadi suka menulis… Karena Ummi selalu menulis surat panjang-panjang, otomatis aku pun tak mau kalah dengan menulis surat yang jauh lebih panjang untuk Ummi. Mungkin karena itulah aku bisa bertahan menikmati ketidakerasananku dan terus bersabar menyelesaikan studiku di Ponorogo.

Kangen surat-suratan
Di tengah dunia serba internet saat ini, aku kangen banget sama surat-surat konvensional seperti yang Ummi kirim dulu. Lebih bermakna, sentimentil dan terasa banget langsung ke hati pesannya..
Tapi di zaman super canggih dimana sepersekian detik email yang dikirim sudah sampai di tujuan yang berada ribuan kilometer jauhnya di lain benua… Apa masih ada nih orang yang ribet-ribet nulis surat terus mengirimnya via pos?
Kalo memang masih ada, gak perlu kirim via pos deh, kirim aja ke email-ku ginaichaa@gmail.com tapi harus panjang yaa minimal 350 kata! Terserah suratnya tentang apa, misalnya tentang kamu yang lagi geregeretan gara-gara pohon mangga depan rumah yang nggak berbuah-buah. Atau hobi kamu yang anti mainstream misalnya jadi komentator berita politik nasional, eh kalo ini mainstream ya? *maksa! yang penting bisa baca surat* hahaha
Anyway menulis surat itu lebih powerful dari kata-kata. Film-film dan novel favoritku sering banget pake surat buat penutupnya bahkan klimaks ceritanya, yang biasanya--mengharukan.

2 komentar: