Jumat, 01 Januari 2016

8 Jam di Abu Dhabi


Alhamdulillah, rombongan kami yang bertujuh belas orang sampai di Bandara Internasional Abu Dhabi jam 9 waktu Abu Dhabi. 
Abu Dhabi adalah ibukota dari Uni Emirat Arab yang baru-baru ini menjadi terkenal karena film Stars Wars. Tapi sayangnya kunjunganku nggak ada hubungannya dengan film itu. Rombonganku hanya singgah beberapa jam karena pesawat yang kami naiki transit disini sebelum menuju Madinah. That’s all.

Thanks to Penemu Tablet!
Awalnya kukira rombonganku bakalan piknik semacam city tour di Abu Dhabi. Dari booklet serba-serbi perjalanan agen travel disebutkan bahwa kita akan transit selama 8 jam di Abu Dhabi… OMG! 8 jam tanpa city tour atau kegiatan apapun.. 
Apa Aku dan rombongan bakalan terlantar selama 8 jam dalam suhu AC 16 derajat Celcius tanpa persediaan selimut dan bantal? *Sigh*
Aku dan Nuha, Adikku, adalah rombongan termuda. Mayoritas dari rombonganku adalah kakek-kakek dan nenek-nenek. Jadi miris banget deh liat kondisi mereka di bawah suhu AC yang sangat dingin. Kalau tau gini jadinya kan tadi bisa bawa selimut n bantal dari pesawat… ckckck!
Untungnya, Nuha tak lupa membawa dua tablet PC dari rumah (itupun abah, umi, aku n nuha masih aja rebutan) plus roll cabel supaya tidak berebut saat men-charge gadget-gadget kami. Seperti ACnya yang duingin, wiFi nya pun banter alias super cepat. Setelah itu mari berterima kasih kepada penemu Tablet PC… Setidaknya 8 jam ke depan aku gak bakalan cengok gak ngapa-ngapain. *dan kemudian cari colokan*

Menunggu itu…
1 jam berjalan lambat… banget. Aku paling gak tahan nunggu. Maka dari itu kuputuskan untuk jalan-jalan di sekitar Gate 54 (takut nyasar, soalnya kalo gak salah ada sekitar 100an gate) dan akhirnya aku berhasil menemukan kamar mandi yang berfasilitas hot water. Lumayanlah bisa mandi air anget dan ganti baju. Tak lupa abis mandi mampir mushola buat sholat dhuha. Pokoknya apa aja yang bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu 8 jam.. lakukan! *hss
Finally, ketua rombongan menawarkan siapa yang mau ikut ambil jatah makan di restoran. Otomatis aku dan nuha yang siap sedia hihihi.. Beberapa perwakilan berjalan mengikuti ketua rombongan menuju restoran, melewati beberapa blok mall yang panjang… Oia bandara Abu Dhabi ini bisa juga disebut airport mall karena separuhnya adalah mall. So, kalo kamu bawa uang lebih silahkan dibelanjakan di sini sepuasnya… karena kanan kirinya berderet dagangan yang umumnya ada di mall. Bangunan bandara yang super megah dan fasilitasnya yang lengkap sangat berbeda dengan bandara Ahmad Yani Semarang yang minim fasilitas, Dekat rumah tinggal kami. Kapan ya Ahmad Yani dibangun semegah ini?
Dan lihatlah porsi makan di bawah ini…
19

Sabar Sajalah
Camera 360
Sebelum berangkat, aku dan Nuha sudah merencakanan beberapa planning untuk menghabiskan waktu transit delapan jam di Abu Dhabi (yang semuanya gagal). Salah satunya adalah naik kereta super cepat Abu Dhabi semacam Shinkansen-nya Jepang menuju Dubai untuk mengunjungi Burj Khalifa tower. 
Kita bahkan menghitung waktu yang dibutuhkan kereta cepat itu untuk mencapai Dubai dan kembali lagi ke Abu Dhabi. Karena kami hanyalah dua anak korban masa kini.. tujuan kami naik kereta ke Dubai hanyalah untuk Selfie di depan Burj Khalifa *wkwkwk*. Jadi 7 jam cukup lah untuk bolak-balik Abu Dhabi-Dubai.
Sayangnya, agen travel kami tidak menyediakan fasilitas city tour selama transit di Abu Dhabi… yang seharusnya waktunya sangat cukup untuk itu. Makanya Abah cukup kecewa karena kami hanya menunggu selama 8 jam di bawah dinginnya suhu AC bandara.. Abahku bahkan dengan mimik super sedih bilang, “Kita udah dapet berapa rakaat sholat di Masjid Nabawi ya kalau enggak pake transit 8 jam di sini?” *Syedihnya*
Mungkin, karena pada hakikatnya niat kami adalah ibadah.. jadi yang terpatri dalam hati hanyalah ibadah. Tapi bukankah ini pengalaman berharga? Aku jadi tahu bagaimana harusnya memilih penerbangan yang sesuai dengan tujuan awal.
Dan mungkin juga, memang sudah saatnya kan kami membuat agen travel sendiri. Jama’ahnya pun sudah ratusan. Dengan itu udah nggak perlu lagi ikut jadwal orang– bisa susun jadwal yang diinginkan, senyaman-nyaman mungkin. Hmm, begitulah…

0 komentar:

Posting Komentar