Rabu, 30 Desember 2015

Sebuah Motto Lama yang Ampuh

language is not everything but everything without language is nothing
bahasa bukanlah segalanya tetapi segalanya tanpa bahasa takkan menjadi apa-apa..
keepcalmstudio-com-crown-get-curious-and-learn-languages    Motto di atas adalah motto lama bagian pengembangan bahasa (central language improvements/CLI) dulu di Ma’hadku tercinta. Motto itu nggak muluk-muluk kok. Karena memang begitu adanya. aku membuktikannya ketika untuk pertama kali merasakan udara di luar negeri tercinta lewat kesempatan umrah.
Ceritanya begini. Aku dan keluarga ikut penerbangan tengah malam Etihad Airways menuju Abu Dhabi, UAE. Rombongan umrah kami boarding di terminal 2 bandara Internasional soeta pukul 01.00 WIB. Perbedaan begitu terasa dari pesawat yang kunaiki sebelumnya *gausah sebut merk* waktu memasuki pesawat Etihad melalui garbarata. Sambutan dari Mas-mas dan mbak-mbak pramugari (otomatis bule semua) yang welcoming banget membuat penumpang yang baru masuk merasa nyaman. Begitulah yang kurasa, setidaknya. :D
Aku, Umi, Nuha dan abah duduk berderetan. Kebetulan seat kami agak di bagian belakang. Oia pesawat ini cukup besar, setidaknya dari informasi yang kubaca di papan depan garbarata, dapat memuat 500 penumpang. Jadi untuk sampai di seat, kami melewati 3 kamar mandi yang membatasi beberapa kabin: satu kabin khusus Diamond class (first class) dan tiga kabin coral economy class (seat ku). Dua kabin terdepan diidominasi oleh mas-mas dan mbak-mbak bule.
Pesawat akan take off pukul 1.45, so otomatis kami yang muslim harus melaksanakan sholat subuh beberapa jam kemudian. FYI, pengumuman kabin pesawat ini menggunakan dwi bahasaku: Arabic and English language only. Setelah pesawat sukses take off mataku yang tinggal 2 watt udah nggak bisa diajak kompromi lagi. Akupun tidur sambil mendengarkan mp3 playlist yang sudah tersedia di menu E-box. Dua jam kemudian aku terbangun karena percakapan berbahasa inggris bule dan pramugari di depanku. OMG.. aku bener-bener udah di luar negara Indonesiyaaa *wkwkwk LEBAY gapapa lah
peta penerbangan Etihad Airways
Umi udah mulai ribut soal waktu sholat subuh. Pasalnya, kami sudah di atas zona waktu yang berbeda dan dari jendela pesawat, semburat merah mulai malu-malu muncul dari sela-la awan. Ketika akhirnya giliranku mendapat jatah snack, maka aku terpaksa harus bertanya pada mbak pramugari setelah dipelototin umi. Kira-kira gini bunyinya waktu itu;
“Excuse me miss, would you like to tell me when is down prayer time for moslems?” walopun aku pede abis pas ngomongnya, tapi di hatiku yang paling dalam tetep aja terselip rasa takut kalo-kalo struktur kalimatnya agak aneh didenger.
“Oh, prayer time for moslem?” Pramugari itu memastikan. Aku pun mengangguk.
“Maybe 2 hours later. Eight o’clock indonesian time,” jawabnya dengan lancar.
“Thanks for your information..” ngga lupa berterima kasih juga donk ;)
Dari peta penerbangan di layar plasma depanku, dua jam kemudian aku berada di atas Chennai. Waktunya sholat subuh waktu Chennai.
Untuk sisa perjalanan nantinya, aku berperan sebagai juru bicara dan penerjemah untuk keluargaku. Buat kamu yang masih menganggap belajar bahasa itu susah dan nggak ada gunanya.. kayaknya harus berpikir dua kali lagi deh. Karena kamu nggak akan kesulitan berkomunikasi dengan orang asing (setidaknya masyarakat global mayoritas masih menggunakan bahasa Inggris), tanya waktu sholat di atas penerbangan milik asing, pilih-pilih menu di pesawat, tanya arah jalan, bahkan tawar-menawar di pasar. :D :D :D
umrah 2014 ica

0 komentar:

Posting Komentar