Senin, 21 Desember 2015

Ketika Indonesia selalu Jadi Follower

Jujur, ini adalah kegundahan hati yang paling dalam tentang pertelevisan nasional. Setelah Korean wave menancapkan akarnya kuat-kuat di Indonesia, menyusul serial dari Turki yang dipelopori oleh serial Masa Kejayaan di ANTV. Lalu menjamur serial turki lainnya seperti Elif (SCTV), Shehrazat dan Cinta Elif (ANTV), hingga Cinta di Musim Cherry (TransTV).

Dari jaman India (Bollywood) menjajah pertelevisian nasional, Hollywood dan telenovela, negeri ini selalu dipenuhi oleh tayangan-tayangan asing, yang selalu laku jika disiarkan di Indonesia. anehnya, negeri ini seolah-olah rela dijajah oleh mereka!

Apa yang salah dengan pertelevesian Indonesia? apakah Indonesia kekurangan penulis-penulis terbaik? Tidak, Negeri ini bertaburan Insan-insan kreatif dalam bidangnya. Lalu, mungkinkah karena kekurangan penulis naskah? Sutradara? Atau bahkan, kekurangan inspirasi?
Indonesia membutuhkan tayangan edukatif yang mewakili Indonesia itu sendiri. Dengan sentuhan tangan sutradara yang handal, naskah cerita yang bagus dan aktor yang mumpuni tayangan yang bagus akan tercipta. Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kapankah ketika Indonesia tidak lagi menjadi follower saja, tapi menjadi panutan (leader)?

~Sedang bertanya pada diri sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar