Selasa, 17 Mei 2016

Hujan dan Payung

Sore ini aku benar-benar terlambat sampai rumah. Apalagi hari ini tidak membawa motor ke kantor karena harus pakai kebaya. Make up yang sudah seharian ini gak karuan bentuknya. Kerudung juga udah mencong sana-sini. Berakhirlah aku di halte Siliwangi ini. Dan.. Hujan turun. Dengan dramatisnya!
Sempurna sudah hari ini.
Ada satu tempat duduk kosong di sebelah seseorang laki-laki yang sedang serius membaca. Aku menuju nya untuk duduk di sampingnya, sembari menunggu bus BRT datang (bus trans semarang).
Sampai akhirnya bus tiba, penumpang benar-benar membludak di dalam bus. Maklum, jam pulang kerja. Aku memutuskan berdiri di dekat jendela. Spot favoritku. Orang itu, laki-laki yang duduk di sebelahku di halte tadi, juga tidak kebagian jatah tempat duduk. Dia berdiri tepat di seberang pandanganku, di dekat pintu otomatis. Masih serius membaca bukunya. Kali ini dengan jelas aku bisa tahu judul buku yang dibacanya. Novel yang beberapa bulan yang lalu sudah kubaca. Wah, rupanya mas-mas bisa hobi baca novel itu juga ya...
Tak terasa sebentar lagi sudah sampai shelter Terminal Mangkang, perbatasan antara Semarang dan Kendal. Saatnya aku dan banyak penumpang terakhir lainnya turun. Termasuk laki-laki itu. Astaga.. Hujan semakin deras saja. Padahal aku masih harus naik satu angkot lagi untuk sampai ke rumah nenek.
"Mbak, mari!" ujar seseorang membuyarkan pikiranku tentang hujan.
Laki-laki pembaca novel itu.
"Iya, mas. Kenapa?"
"Payungku lebih dari cukup untuk berdua. Biar gak kehujanan sampe angkot," tawarnya.
Meski agak ragu-ragu, aku melangkah juga ke arah payung itu..
"Terima kasih payungnya,"
"Enggak apa-apa, daripada make up mbak luntur, kan. Hehehe," candanya.

Aku tersipu. Mungkin hanya aku di dalam bus yang berkebaya dan berdandan seperti itu. Ejekan yang pas mengena. Hahaha.
"Orang Kendal juga?" tanyanya.
"Ya. Masnya juga?"
"Aku sebenarnya juga orang Kendal, tapi baru saja merantau lagi ke Kendal. Pulang kampung."
Payung menemukan hujan... Ataukah hujan yang menyentuh payung?
Entahlah
Hujan turun semakin deras. Dan dalam persimpangan, dua manusia bertemu.
Part 1. Bersambung 😊

0 komentar:

Posting Komentar