After a long day activity. It's such a warm word for everyday's.
So, how was your day?
After a long day activity. It's such a warm word for everyday's.
So, how was your day?
Yogyakarta, 11 September 2015
Punya teman yang sealiran memang asyik-asyik ngangenin. Sealiran dalam suka Heboh (yang kadang kalo baru pertama kali ketemu setelah sekian lama bakal ada adegan film India) 😅, nyambung ngobrolin apapun, suka Pramuka, sama-sama suka ngeMC dan menjalani setengah kehidupan remaja bersama-sama yang pastinya tak akan tergantikan oleh apapun.
"Aku otw Jogja, cha." Ada WA (WhatsApp) masuk dari sobat karibku itu. Pukul 21.00.
"Malem2 gini? Naek apa? Sama siapa? Perlu aku jemput, nggak?"
Waktu itu sebenarnya aku sudah dapat bocoran info soal kabar baik itu. Tapi namanya sifat jahil yang gak gampang ilang, yah, gimana lagi? Kesempatan juga bisa ngegodain Tyas. 😂
"Pokoknya nanti ketemuan aja langsung. Sekarang ngekos di daerah mana? Pokoknya aku nginep di tempatmu yaaa!"
"Seriusan ini kamu malam2 gini naik apa? Ntar kamu ke Gejayan aja pas gang samping Indomaret Jalan Alamanda. Daerah UNY."
"Oke."
Benar saja. Kamu sampai sini tengah malam, sudah lewat jam 12. And guess what, sama siapa gerangan?
"Wah wah wah.. siapa, yas?" Tanyaku menyelidik pada sosok laki-laki tinggi yang menyusul di belakangnya.
"Kenalin Cha, ini Mas A. Kenalin, ini Icha," ujar Tyas memperkenalkan kami.
"Walah, Narso to?"
"Kok tau?"
"Ada deh.. hihihi. Oia karena udah tengah malam, adinda Tyas tak culik dulu malem ini..."
Pasti banyak tanda tanya bergelayut... Dari mana kenal Narso?
Narso adalah, pemuda tanggung yang tahun lalu masih berusaha move on lalu ikutan prosesi kencan buta yang diprakarsai oleh salah satu sohib kami yang hobinya jodoh-jodohin orang. Dan aku salah satu pesertanya. Wkwkwkwk.
"Hah, serius? Berarti duluan kamu yo caa kenalnya?"
"Seribu rius! Tapi tenang aja kok yas.. waktu itu Narso Gatol.."
"Opo iku Gatol?"
"Gagal total!" Hahahaha.
"Kok bisa gagal total???"
"Mau tau aja apa mau tau banget?"
"Bangetttt!"
"Sek ya..."
Bersambung ke part II 😂
Menulis diary. Tidak semua orang terbiasa menulisnya. Tapi, ketika orang terbiasa menulisnya, 10 hingga 20 tahun ke depan dia tidak akan menyesal telah menulis setiap momen hidup yang spesial. Justru bersyukur, mengingat segala nikmat dan cobaan yang telah dialami. Syukur-syukur jika diary bisa sekaligus untuk pembelajaran hidup 😂😂😂.
Thanks to Ummi, ibu terbaik di dunia, yang telah menuliskan momen masa kecilku ke dalam diary unik yang selalu kubawa kemanapun aku merantau, hingga menginspirasi teman-teman perempuanku untuk juga menuliskan pengalaman mereka sebagai calon ummi kelak.
Project kali ini, semoga beberapa kutipan diary bisa menjadi kenangan tak terlupakan sepanjang masa... Agar ibu-ibu tahu, setiap anak punya masa keemasan yang tak akan terganti oleh apapun. Jadi, jangan sampai Anda melewatkannya!
Setiap momen ketika aku bersamamu, selalu bersinar, Mi... ❤❤❤
Ketika grup WA merajalela hampir di setiap lini masyarakat: ajang reuni dari SD sampe bangku kuliah, pekerjaan, organisasi, keluarga besar (Bani, dari pihak ayah dan ibu), DLSBG... Kadang, yang diomongin juga gak penting-penting amat. 😶
Setiap waktu hp pasti sangat berisik jika tidak di mode silent. Budaya baca masyarakat yang kurang juga menyebabkan WA hanyalah WA. Sudah berkali-kali dibahas, masih juga ditanyakan...
Menyebalkan memang, tapi kalau mau galak-galak gimana gitu di WA yang orangnya macem-macem jenisnya, cuma bakal memicu perdebatan lainnya. Hahahaha.
Intinya, harus atur waktu untuk membatasi diri dari WA yang super berisik n menyebalkan itu.
Sebenernya, WA itu apa toh???
Itu loh, tempat orang melampiaskan rasa kesepiannya... Entahlah!
Jadi kepikiran gimana ya kalo WA sampe diblokir? Kenapa Kominfo cuma blokir telegram ya? 😂
Edisi Grup WA, yang gak tahu waktu bunyi terus.
Thank you for waking me up after my long long nap.
You wake up the turmoils inside of me that once died.
Finally, rains flow into ocean.
Aku suka sekali posisi duduk di dekat jendela. Entah itu di angkot, di bus, kereta atau pesawat. Jika pesawat, berusaha selalu check-in lebih awal agar dapat kursi strategis. Pun jika di bus, aku akan cepet-cepetan dapetin kursi samping jendela. Jika memang tidak terlalu lelah, aku akan lamaa sekali memandangi jalanan sampai tiba di tujuan. Mengamati jalanan adalah waktu yang paling tepat untuk muhasabah...
10 tahun lebih perjalanan kulewati dengan berbagai macam alat transportasi, bermacam-macam angle pemandangan yang telah kulihat... (Yang bagiku tidak akan pernah membosankan sebanyak apapun mengamati jalanan).
Kini aku sampai pada fase ini; membayangkannya yang sedang duduk di kursi bus dengan pemandangan danau dan gunung di kejauhan. Tentang rencana-rencana. Tentang masa depan. Tentang asa. Tentang kita.
Apakah detik ini kau juga sedang memikirkanku?
Hati-hati di jalan...
Apa kabar dunia? Lama tak menulis. Setiap kali ingin menulis, aku selalu ragu-ragu. Apakah yang kutulis ini ada yang baca? Atau bahkan bermanfaat?
Entahlah, yang penting menulis.
Kata dokter pribadi BJ. Habibie, menulis itu bisa menjadi terapi, agar kita dapat melampiaskan angan-angan, cita dan cinta dalam dada ke dalam bentuk tulisan. Writing is like a way for healing scars. No matter how scary it's.
Bulan lalu, strawberry ku berbuah lima. Bukan main. Strawberry berbuah di tengah cuaca panas kotaku... Rasa-rasanya seperti tinggal di Bandung yang agak-agak sumuk gimanaa gitu. Mangga yang biasanya lebaran bisa dipanen juga mulai kelihatan satu-satu, walaupun sedikit terlambat.
Seperti udara malam yang sejuk ini, yang menembus hati.
Maafkan tulisan yang entah arahnya kemana ini...
9 Juli 2017. Selamat menempuh hidup baru sebagai seorang istri, Lin. Makasih udah buat temen-temen kumpul lagi. Hari ini asyik banget yang gak terlupakan...
Sudah hampir dua tahun aku bersahabat dengan kata-kata dalam Bahasa Jerman. Setiap suku kata yang kuucap terasa seperti batu kecil yang kuta...