Rabu, 13 Agustus 2025

One Fine Day beneath the German Sky

Sudah hampir dua tahun aku bersahabat dengan kata-kata dalam Bahasa Jerman. Setiap suku kata yang kuucap terasa seperti batu kecil yang kutata, satu demi satu, membentuk jembatan menuju mimpiku. Di kepalaku, selalu ada satu gambar yang tak pernah pudar: aku, berjalan di jalan setapak pedesaan Jerman. Rumput bergoyang pelan ditiup angin musim semi, udara segar membawa aroma roti yang baru keluar dari oven sebuah rumah kecil di ujung desa. Dari kejauhan, lonceng gereja berdentang lembut, seperti menyapa pendatang baru. Di sisiku, anak-anakku melangkah riang, mata mereka berbinar menyambut hari sekolah. Kami bercakap-cakap dalam bahasa yang dulu asing, namun kini terasa seperti lagu yang sudah lama kukenal. Setiap hari, aku memungut satu kata baru, menyimpannya rapi di sudut hatiku. Kadang, ada kata yang sulit dijinakkan, tetapi aku tahu, pada waktunya semua akan bersatu, menjadi kunci yang membuka pintu kehidupanku di sana. Dan suatu hari nanti, ketika mimpiku berpijak di bumi Jerman, aku akan mengucap terima kasih pada diriku yang tak pernah berhenti belajar, meski jalannya panjang dan anginnya kadang kencang.