Selasa, 23 Februari 2021

Sejuta Mimpi Umi

Siapa sangka jika tahun 2021 ini aku sudah punya dua buntut sekaligus, yang akan selalu ngintil di belakangku? Nggak nanggung-nanggung, dua sekaligus: putri pertamaku berusia 30 bulan per Februari ini, dan putraku baru berusia empat bulan. Wowww :) 

Bahkan tiga tahun lalu (2017) pun aku masih belum kepikiran punya anak, karena calon suami pun belum nemu. Tidak, bahkan walaupun menikah dan punya anak masuk dalam lima besar impian teratasku, tapi aku tidak menyangka bahwa aku akan menghadapinya di usia 20-an ku. Benar-benar satu kejutan besar di episode kehidupan usia 20-an ku yang sangat "nano-nano".

But Life goes on and on, aku selaku pemeran utama kisah bernama kehidupanku sendiri, akan menghadapinya dengan berbagai konsekuensi dari keputusan-keputusan teledor masa laluku. Menjadi ibu selama 30 bulan terakhir mengajarkanku untuk tidak diam saja menghadapi keadaan. Menjadi ibu berarti harus bergerak, ibu harus bekerja, ibu harus berkarya dan mempunyai mimpi-mimpi supaya tidak "mati" dalam artian yang sesungguhnya.

Trigger bernama KMO

Akhir tahun 2020 menjadi tonggak penting dalam sejarah hidupku. Berkat ajakan umi (ibuku), aku mengikuti sebuah komunitas menulis bernama KMO (Komunitas Menulis Online) yang didirikan oleh Kak Tendi Murti. Setelah mengikuti proses sarapan kata selama 30 hari terakhir, akhirnya aku menuliskan 10.000 kata pertamaku yang akan menjadi buku solo perdanaku. Di tengah rempongnya mengasuh dua bayi sekaligus ternyata aku berhasil menulis. Apalagi dengan suasana Pandemi dan Bencana dimana-mana, aku sangat bersyukur menemukan kegiatan positif ini. Banyak pikiran buruk yang berhasil kusingkirkan jauh-jauh karena aku benar-benar terfokus ke satu kegiatan menulis ini.

Pagiku selalu lebih berwarna dari pagi-pagi sebelumnya. Aku masih kelelahan setiap bangun pagi (Maklum, busui/Ibu menyusui masih bangun tiga-lima kali dalam semalam untuk menyusui bayik), tetapi aku lebih bersemangat karena harus bersiap upload tulisan ke Facebook KMO dan akun Instagram ku.

Ketika program sarapan kata KMO club berakhir minggu lalu, ternyata aku benar-benar kehilangan suasana pagi alarm jam enam, tanda bahwa aku harus mengupload tugas. Ah, rindu. Terima kasih KMO, telah menyuburkan semangat menulis dalam diriku yang hampir kulupakan setelah aku menjadi seorang umi (ibu).

Menghidupkan Mimpi-mimpi

"Ca, apa mimpimu?" tanya abah padaku setahun yang lalu. Bahkan saat usiaku sudah menginjak 25 tahun lebih, aku masih gelagapan untuk menjawabnya. Aku punya banyak sekali mimpi, yang akhirnya kukubur hidup-hidup sejak kutinggalkan bangku kuliah beberapa tahun yang lalu.

Namun bara api bernama mimpi masih meletup-letup dengan baik di dada. Aku masih memilikinya. Aku memang sudah jadi emak-emak, tapi aku masih punya mimpi yang harus kuwujudkan, demi kebahagiaanku sendiri.

Doakan umimu ini ya anak-anakku. Semoga kalian selalu bersabar mengiringi umi dalam mewujudkan cita-cita. :)

Dengan dukungan penuh dari suami tercinta dan orang tuaku, Bismillah, untuk menjadi sebaik-baik Insan.


Lirik lagu untuk suami tercinta:

Hidupkan lagi mimpi-mimpi (cinta-cinta)
Cita-cita (cinta-cinta)
Yang lama kupendam sendiri
Berdua 'ku bisa percaya
'Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara miliaran manusia
Dan 'ku bisa dengan radarku menemukanmu
_Perahu Kertas_


 

0 komentar:

Posting Komentar